Posted by: dina mutoharoh / Category:
Kota Wonosobo yang terletak kurang lebih 120 kilometer dari Semarang sebagai ibukota propinsi, memang menyimpan banyak potensi wisata, baik wisata alam maupun wisata boga. Wisata alam yang dapat dikunjungi antara lain Candi Hindu Pendawa Lima yang dibangun pada abad kesembilan, kawah Dieng yang sampai sekarang masih aktif, Telaga Warna dan Telaga Balaikambang. Selain itu kita juga bisa menemui anak-anak berambut gimbal sejak lahir.
Sedangkan wisata boga yang ditemui juga tak kalah menarik. Di sana kita bisa menemui berbagai camilan khas Wonosobo seperti kacang koro, kripik jamur, dendeng, bahkan purwaceng (Pimtinella pruacen), yang dikenal sebagai obat kuat (viagra) lokal. Kemudian yang paling khas di Wonosobo adalah Carica. Carica adalah buah semacam pepaya, yang disajikan dalam campuran sirup, dan dikemas dalam botol serupa botol selai.
Buah carica masuk dalam keluarga pepaya. Bedanya, jika pepaya biasa lebih dikenal sebagai tumbuhan tropis yang memerlukan banyak panas dan matahari, maka carica termasuk keluarga pepaya yang hanya bisa tumbuh di tempat tinggi, memerlukan temperatur yang cukup dingin, dan banyak hujan. Kondisi tersebut sangat cocok dengan iklim Dataran Tinggi Dieng di Wonosobo. Nama latin buah carica ini adalah Carica Pubescens atau Carica Candamarcensis, atau kadang dikenal sebagai Mountain Papaya, atau di antara penduduk setempat dikenal sebagai gandul Dieng.
Baca selengkapnya »
Posted by: dina mutoharoh / Category:
Mungkin anda pernah mendengar sejenis masakan mie yang disebut mie ongklok. Makanan ini ternyata khasnya adalah asli Wonosobo dan memang berasal dari sana. Meski Jenis Mie ini tidak setenar Mie Ayam atau mungkin Bakmi namun ada patutnya mencoba menikmati mie ongklok karena jelas rasanya maknyus punya. Sebetulnya ada beberapa penjual mie ongklok yang merambah ke kota-kota lain namun saya betul” menyarankan untuk mencobanya langsung di Wonosobo. Apa pasalnya ??? saya yakin luweh maknyus dan mantep tenan alias T O P karena anda bisa mencicipi langsung dari depo mie ongklok yang paling terkenal di Wonosobo dan sekaligus hawa dingin kota Wonosobo akan membuat masakan apapun terasa lebih nikmat. Nah jadi kapan ke Wonosobo ????
Mie ongklok dimasak dari ramuan bahan terpilih halah seperti mie mentah, kubis, kucai yang kemudian dimasukan dalam saringan kemudian dikocok - atau diongklok dalam Bahasa Jawa - di dalam kuali berisi air panas yang sudah dibumbui. ketika mie sudah masak kemudian ditambahkan ebi dan kuah kental khas dari bahan tepung kanji. Nah ketemu kan kenapa namanya mie ongklok, yang bikin nikmat lagi mie ongklok disajikan dengan sepiring sate ayam plus bumbu kacang.
Kebayang kan rasanya "dingin" sambil menikmati mie ongklok apalagi selain nyaman diperut bakalan nyaman dikantong karena harganya cukup murah (walaupun tidak bayar). Jadi kalo anda kebetulan lewat atau sengaja main ke Wonosobo pastikan anda mampir mencoba mie ongklok. Dan satu lagi, jangan lupa pastikan anda mencoba juga tempe kemul dan teh anget di Wonosobo. Namun hal yang satu ini kurang saya sarankan, karena beli satu mie ongklok belum kenyang, jadinya harus TANDUK
Baca selengkapnya »
Posted by: dina mutoharoh / Category:
DIENG
Secara administratif dataran tinggi Dieng (Dieng Plateau) dengan ketinggian kurang lebih 2088 m DPL dengan suhu rata-rata 13-17 C, berada di lokasi wilayah kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo, Propinsi Jawa Tengah. Dataran tinggi Dieng merupakan dataran yang terbentuk oleh kawah gunung berapi yang telah mati. Bentuk kawah jelas terlihat dari dataran yang terletak di tengah dengan dikelilingi oleh bukit-bukit. Sebelum menjadi dataran, area ini merupakan danau besar yang kini tinggal bekas-bekasnya berupa telaga. Bekas-bekas kawah pada saat ini, kadang-kadang masih menampakan aktivitas vulkanik, misalnya pada kawah Sikidang. Disamping itu juga aktivitas vulkanik, yang berupa gas / uap panas bumi dan dialirkan melalui pipa dengan diameter yang cukup besar, dan dipasang di permukaan tanah untuk menuju ke lokasi tertentu yang berada cukup jauh dari lokasi pemukiman penduduk dan dimanfaatkan untuk Pembangkit Tenaga Listrik Panas Bumi. Dengan kondisi topografi, pemandangan alam yang indah dan situs-situs peninggalan purbakala yang berupa candi, sehingga dataran tinggi Dieng mempunyai potensi sebagai tempat rekreasi dan sekaligus obyek peninggalan sejarah yang menarik.
Dataran tinggi Dieng dianggap merupakan suatu tempat yang memiliki kekuatan misterius sebagai tempat bersemayamnya arwah para leluhur, sehingga tempat ini dianggap suci. Dieng berasal dari kata Dihyang yang artinya tempat arwah para leluhur. Terdapat beberapa komplek candi di daerah ini, komplek Candi Dieng dibangun pada masa agama Hindu, dengan peninggalan Arca Dewa Siwa,Wisnu, Agastya, Ganesha dan lain-lainya bercirikan Agama Hindu. Candi-candi yang berada di dataran tinggi Dieng diberi nama yang berkaitan dengan cerita atau tokoh-tokoh wayang Purwa dalam lokan Mahabarata, misalnya candi Arjuna, candi Gatotkaca, candi Dwarawati, candi Bima, candi Semar, candi Sembadra, candi Srikandi dan candi Puntadewa.
Nama candi tersebut tidak ada kaitannya dengan fungsi bangunan dan diperkirakan nama candi tersebut diberikan setelah bangunan candi tersebut ditinggalkan atau tidak digunakan lagi. Tokoh siapa yang membangun candi tersebut belum bisa dipastikan, dikarenakan informasi yang terdapat di 12 prasasti batu tidak ada satupun yang menyebutkan siapa tokoh yang membangun.
Dari prasasti batu yang ditemukan, menyebutkan angka tahun 731 saka (809 Masehi) dan 1210 Masehi, dari informasi ini dapat digunakan sebagai petunjuk bahwa tempat suci Agama Hindu digunakan kurang lebih 4 abad. Dari sisi arsitektur candi-candi di komplek agak berbeda dibandingkan dengan candi-candi umumnya di Pulau Jawa, terutama candi Bima. Bentuk bagian atas candi Bima merupakan perpaduan gaya arsitektur India Utara dan India Selatan. Gaya arsitek India Utara nampak pada bagian atas yang disebut dengan Sikhara, sedangkan arsitektur India Selatan terlihat adanya hiasan Kudu yaitu hiasan kepala-kepala dewa yang seolah melongok keluar dari bilik jendela.
Baca selengkapnya »